Imbalan pasca kerja, seperti pensiun, asuransi kesehatan, dan manfaat lainnya adalah salah satu komponen penting dari total kompensasi karyawan. Perencanaan strategis imbalan pasca kerja yang baik tentu dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, karyawan, dan pemegang saham.
Lalu, siapa yang bertugas merencanakan hal tersebut?
Di sinilah peran konsultan aktuaria sebagai profesional jadi penting. Bukan sekadar menyusun perencanaan, tetapi juga memberi rekomendasi kepada perusahaan bagaimana penerapannya. Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Peran Aktuaris dalam Perencanaan Strategis Imbalan Pasca Kerja
Aktuaris merupakan profesional dalam bidang aktuaria, yaitu ilmu yang mempelajari risiko dan ketidakpastian. Penggunaan teknik aktuaria menjadi salah satu persyaratan dari PSAK 24 dalam membuat estimasi andal terhadap biaya akhir entitas imbalan pasca kerja.
Dalam konteks perencanaan strategis imbalan pasca kerja, aktuaris berperan penting dalam:
-
Melakukan perhitungan kewajiban imbalan pasca kerja
Aktuaris menggunakan metode aktuaria untuk menghitung nilai kini dari kewajiban imbalan pasca kerja, kemudian menjadi jumlah yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada peserta program imbalan pasca kerja di masa depan.
-
Menganalisis risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan program imbalan pasca kerja
Konsultan aktuaria juga berperan penting dalam menganalisis risiko dan ketidakpastian yang terkait program imbalan pasca kerja. Risiko-risiko tersebut berupa risiko demografi, risiko ekonomi, dan risiko keuangan. Aktuaris dapat membantu perusahaan untuk memahami risiko-risiko tersebut dan menyiapkan strategi sebagai bentuk antisipasi.
-
Memberikan saran dan rekomendasi kepada perusahaan dalam hal perencanaan imbalan pasca kerja
Aktuaris dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada perusahaan dalam hal perencanaan imbalan pasca kerja. Saran dan rekomendasi tersebut dapat mencakup berbagai aspek, seperti desain program imbalan pasca kerja, biaya program, dan dampak program terhadap keuangan perusahaan.
Proses Perencanaan Strategis Imbalan Pasca Kerja
Proses perencanaan strategis imbalan pasca kerja dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
-
Identifikasi tujuan dan sasaran
Tahap pertama adalah mengidentifikasi tujuan dan sasaran perencanaan strategis imbalan pasca kerja. Mulai dari memastikan ketersediaan dana untuk membayar manfaat pasca kerja, menjaga kepuasan karyawan, hingga mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-
Penilaian kondisi saat ini
Pada tahap kedua aktuaris akan membantu perusahaan menilai kondisinya terkini. Terkait PSAK 24, perusahaan harus membuat estimasi dan menggunakan asumsi tertentu yang krusial terkait imbalan pasca kerja, yaitu asumsi demografi dan asumsi keuangan. Pemakaian asumsi ini harus berdasarkan kondisi terbaik saat ini dan harapan wajar mengenai kondisi masa depan.
-
Pengembangan strategi
Tahap ketiga adalah mengembangkan strategi perencanaan imbalan pasca kerja. Salah satunya memilih metode perhitungan kewajiban imbalan kerja, yaitu Projected Unit Credit (PUC). Metode PUC bertujuan mengestimasi berapa banyak kewajiban yang menjadi tanggung jawab perusahaan di masa depan. Besarannya tentu tergantung pada masa kerja dan manfaat yang akan diterima karyawan.
-
Implementasi strategi
Tahap keempat adalah mengimplementasikan strategi perencanaan imbalan pasca kerja. Implementasi tersebut dapat mencakup berbagai hal, seperti sosialisasi program, mengalokasikan biaya imbalan kerja dan pasca kerja dalam konteks akuntansi.
-
Evaluasi dan monitoring
Evaluasi dan monitoring penting untuk memastikan bahwa strategi tersebut berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, pada tahapan ini juga perlu memperhatikan penerapan pada laporan keuangan.
Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Perencanaan Strategis Imbalan Pasca Kerja
Dalam perencanaan strategis imbalan pasca kerja, perusahaan didampingi aktuaris perlu mempertimbangkan berbagai faktor, meliputi:
-
Asumsi demografi
Merujuk pada perkiraan tentang perilaku, kecenderungan, serta kondisi karyawan yang bisa berpengaruh pada biaya imbalan pasca kerja. Sebut saja, angka kematian, angka kepindahan karyawan, angka pensiun, dan cacat.
-
Asumsi keuangan
Berhubungan dengan faktor ekonomi yang berkontribusi pada nilai kini dan masa depan imbalan pasca kerja. Misalnya, tingkat diskonto, kenaikan upah, dan hasil aset program.
-
Kondisi keuangan perusahaan
Tentu saja hal ini perlu diketahui oleh aktuaris agar bisa lebih efektif menyusun strategi imbalan pasca kerja. Laporan keuangan perusahaan di akhir tahun buku dapat menjadi acuan untuk dihitung dan dicek validitasnya apakah sudah sesuai PSAK 24.
Perencanaan strategis imbalan pasca kerja merupakan proses penting bagi perusahaan. Melalui perencanaan yang baik, perusahaan memastikan program imbalan pasca kerja dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan memberikan manfaat bagi perusahaan.
Kehadiran aktuaris akan membantu proses tersebut lebih efektif. Dalam proses perhitungan, aktuaris berkolaborasi dengan HRD perusahaan dan bagian keuangan serta auditor.
Bagaimana jika Anda tidak memiliki aktuaris dalam tim? Anda dapat memanfaatkan jasa konsultan aktuaria yang mampu menghitung imbalan pasca kerja PSAK 24 dengan cepat, akurat, dan mudah. Yuk, temukan solusi aktuaria Anda di sini!
No comment