Isu terkait dana pensiun menjadi perbincangan hangat di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Investasi dana pensiun yang tepat perlu diperhatikan oleh semua pihak yang terkait, baik pekerja maupun perusahaan.
Masih sering terjadi miskonsepsi bahwa program pensiun hanya berlaku untuk pekerja yang mengabdi di sektor pemerintahan, seperti ASN. Padahal sejak diberlakukannya Undang-undang Dana Pensiun Tahun 1992, sektor swasta pun dapat memiliki program pensiun untuk karyawannya.
Pengelolaan Dana Pensiun
Dana pensiun (pension fund) merupakan lembaga keuangan bukan bank yang menyelenggarakan program pensiun. Lembaga ini bisa didirikan oleh perusahaan, organisasi yang bergerak di bidang sosial, maupun individu yang memiliki karyawan.
Beberapa perusahaan memilih untuk mendirikan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) untuk menyelenggarakan program pensiun bagi sebagian maupun seluruh karyawannya. Meskipun begitu, ada juga pekerja yang mengikutsertakan karyawannya ke dana pensiun dari institusi lainnya.
Perusahaan yang memilih untuk mendirikan DPPK-nya sendiri biasanya melakukan hal tersebut karena ingin memiliki kontrol lebih atas investasi dana pensiun. Jika perusahaan Anda memiliki DPPK sendiri, ada beberapa strategi untuk mengelola dana tersebut:
1. Fokus pada investasi jangka panjang
Karena dana pensiun dipersiapkan untuk memberikan manfaat bagi karyawan di masa depan, sebuah DPPK lebih baik fokus dalam investasi jangka panjang. Selain memengaruhi instrumen investasi yang dipilih, sikap ini akan membantu pengelola dana pensiun untuk tidak gegabah dalam memperjual-belikan aset.
2. Pertimbangkan biaya
Saat menanamkan uang ke sebuah instrumen, akan ada biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Karena dana yang dikelola cukup besar, biaya yang dibebankan pun cukup besar. Faktor ini perlu dipertimbangkan saat memilih instrumen investasi karena merupakan biaya operasional yang wajib dibayarkan berkala.
3. Sebar investasi ke berbagai instrumen
Semua jenis investasi berisiko, meskipun kisaran risikonya berbeda. Untuk mengoptimalisasi penerimaan dan meminimalisasi risiko, ada baiknya jika Anda menyebar dana ke berbagai instrumen. Instrumen yang menawarkan high returns biasanya berisiko tinggi sehingga perlu diimbangi dengan instrumen berisiko rendah.
4. Perhatikan laju inflasi
Perhatikan juga laju inflasi Indonesia maupun global. Angka tersebut memberikan gambaran mengenai berapa idealnya hak manfaat pensiun yang sebaiknya diterima karyawan setelah bebas tugas di perusahaan Anda. Hak manfaat pensiun seharusnya bisa menjamin karyawan tetap hidup layak di masa tua nanti.
Manfaat Indeks Pensiun Global
Indeks pensiun global dapat membantu Anda melakukan perencanaan investasi dana pensiun dengan lebih matang. Indeks yang dipublikasi oleh Mercer ini diukur berdasarkan 50 indikator yang mencakup adequacy, sustainability, dan integrity ekosistem dana pensiun di suatu negara.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang ada di dalam indeks tersebut, Anda akan mendapat bayangan lebih akurat mengenai bagaimana program pensiun nasional saat ini. Indeks tersebut juga menjelaskan mengenai best practices yang diterapkan negara lain dengan skor yang lebih tinggi daripada Indonesia.
Manfaat PSAK 24
PSAK 24, (saat ini disebut PSAK 219), juga perlu dipertimbangkan ketika Anda melakukan pengelolaan investasi dana pensiun. Standar akuntansi ini menjadi tuntunan perusahaan dalam mencatat dan melaporkan sistem imbalan karyawan, termasuk di dalamnya dana pensiun.
Manfaat PSAK 24 dalam operasional perusahaan sangat besar. Pedoman akuntansi keuangan ini memperhitungkan besaran pengeluaran untuk dana pensiun karyawan Anda di masa depan. Hal tersebut memastikan bahwa perusahaan telah mengantisipasi pengeluaran tersebut sehingga kegiatan operasional ke depannya tidak terganggu.
Apabila Anda ingin mengelola investasi dana pensiun secara lebih efektif, Anda bisa mulai menerapkan PSAK 24 di dalam sistem keuangan perusahaan. Gunakan jasa konsultan untuk membuat tugas tersebut menjadi lebih mudah.
No comment