Di berbagai negara, termasuk Indonesia, pensiun merupakan isu yang cukup sering diperbincangkan. Isu ini mencakup berbagai faktor, seperti sosial dan ekonomi. Indeks pensiun global merupakan sebuah pengukuran yang digunakan untuk membandingkan manajemen dana pensiun berbagai negara di dunia.
Bagaimana penilaian terhadap pengelolaan dana pensiun di Indonesia? Apa dampak peringkat terbaru Indonesia terhadap PSAK 24?
Perubahan Indeks Pensiun Global
Menurut Mercer CFA Institute Global Pension Index 2023, Indonesia berada di peringkat ke-41 dari 47 negara yang dianalisa dengan skor 51,8. Sebelumnya di tahun 2022, skor Indonesia di dalam indeks tersebut sebesar 49,2. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan sistem manajemen pensiun di Indonesia dalam waktu setahun terakhir.
Indeks ini terdiri atas tiga sub-indeks, yaitu kecukupan (adequacy), integritas (integrity), dan keberlangsungan (sustainability). Terdapat 50 indikator yang digunakan untuk mengukur skor setiap negara, seperti besar tabungan rumah tangga, pertumbuhan ekonomi negara, dan peraturan yang berlaku.
Isu manajemen dana pensiun sangat penting di era sekarang karena populasi orang berusia lanjut semakin besar, terutama di negara dengan tingkat kelahiran yang rendah. Negara dengan manajemen dana pensiun yang buruk memiliki tingkat old-age income poverty (kemiskinan hari tua) yang tinggi. Stabilitas perekonomian nasional pun akan terganggu.
Dampak Terhadap PSAK 24
PSAK 24 (atau saat ini disebut PSAK 219) adalah sebuah standar akuntansi keuangan yang menjadi pedoman pencatatan dan pelaporan imbalan kerja karyawan. Selain gaji, pedoman ini juga mencakup asuransi kesehatan dan dana pensiun. Perhitungan ini wajib dilakukan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Pedoman ini memastikan akurasi, ketepatan waktu, dan transparansi laporan keuangan, terutama yang terkait dengan sistem imbalan di dalam perusahaan. Karena menggunakan prinsip accrual basis, PSAK 24 membuat perusahaan wajib mengakui beban finansial untuk imbalan karyawan yang akan jatuh tempo di masa depan.
Adanya standar akuntansi ini membantu perusahaan melakukan perencanaan finansial lebih matang ke depannya. Perusahaan dapat mengantisipasi biaya-biaya operasional apa saja yang akan dibebankan ke depannya.
Indeks pensiun global jelas memengaruhi perhitungan PSAK 24 sebuah perusahaan. Indeks tersebut memberikan gambaran lebih akurat mengenai besaran dana pensiun dan asuransi yang harus dialokasikan oleh perusahaan untuk keperluan masa depan.
Perhitungan aktuaria yang akurat merupakan sebuah bentuk ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu, hal ini membantu perusahaan membangun hubungan yang baik dengan karyawan maupun shareholders.
Karyawan akan merasa lebih puas karena kehidupannya di masa pensiun lebih dijamin oleh perusahaan. Sementara itu, shareholders akan lebih percaya terhadap perusahaan karena transparansi dan integritasnya. Imbalan atau gaji merupakan komponen pokok biaya operasional, sehingga berdampak juga pada profit perusahaan.
Dampak Terhadap Manajemen Dana Pensiun
Perubahan indeks pensiun global memiliki dampak terhadap manajemen dana pensiun secara lebih umum, tidak hanya spesifik pada perusahaan. Dalam skala nasional, perubahan ini akan mendorong pemerintah untuk terus-menerus memperbaiki regulasi guna menjamin kehidupan masyarakat di masa pensiun.
Sebagai contohnya, pemerintah Indonesia menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 untuk menggantikan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. Implikasi perubahan peraturan tersebut juga dirasakan dalam manajemen dana pensiun.
Bukan tidak mungkin jika pemerintah akan melakukan amandemen-amandemen di masa depan terkait kebijakan ini. Karena itulah, semua stakeholders di dalam ekosistem pensiun Indonesia harus proaktif dalam menerapkan peraturan terbaru.
Indeks pensiun global memberikan gambaran mengenai kualitas ekosistem manajemen dana pensiun sebuah negara. Di mata hukum, perusahaan memiliki kewajiban untuk menjamin kehidupan yang layak bagi karyawannya saat pensiun nanti.
No comment