Proses penghitungan imbalan pasca kerja membutuhkan metode dengan akurasi tinggi seperti aktuaria. Dalam ilmu aktuaria sendiri, terdapat dua metode utama untuk menghitung dana pensiun dengan liabilitas. Apa saja metode tersebut dan manakah yang paling sering digunakan dalam ilmu aktuaria di lapangan?
Metode Projected Benefit Cost
Projected benefit cost merupakan metode penghitungan berdasarkan prediksi manfaat ketika seseorang mencapai usia pensiun.
Dalam metode ini, jumlah iuran yang dibayarkan relatif stabil sepanjang periode pembayaran. Penghitungan imbalan pasca kerja pun didasarkan pada rentang usia. Misalnya, perusahaan melakukan kalkulasi pendanaan berdasarkan jarak antara usia saat mulai bekerja dengan usia pensiun. Selain itu, iuran dana pensiun jumlahnya relatif stabil.
Metode Accrued Benefit Cost
Dalam ilmu aktuaria, terdapat penekanan pada kalkulasi dana pensiun yang akurat. Hal ini menuntut pertimbangan terhadap berbagai elemen yang akan memengaruhi dana. Biaya pensiun setiap individu akan meningkat setiap tahun seiring beberapa faktor seperti suku bunga dan besaran gaji.
Metode accrued benefit cost merupakan cara penghitungan imbalan pasca kerja berdasarkan manfaat pembiayaan yang diterima pada waktu tertentu. Besaran iuran pensiun yang menggunakan metode ini sebagai patokan biasanya juga meningkat setiap tahun. Hal ini karena kebutuhan akan dana pensiun dihitung berdasarkan aneka faktor yang akan memengaruhi nilai manfaatnya.
Dalam metode accrued benefit cost, ada satu metode yang lebih spesifik lagi dan umum digunakan dalam penghitungan imbalan pasca kerja masa kini, yaitu projected unit credit (PUC).
Mengenal Metode Projected Unit Credit
Metode PUC melibatkan kalkulasi nilai manfaat total pensiun, lalu dikaitkan dengan masa total kerja. Dalam perhitungannya, aktuaris menggunakan berbagai asumsi aktuaria untuk menghitung nilai akhir. Contoh asumsi yang digunakan dalam metode PUC adalah:
- Fungsi Survival Komposit
Fungsi survival komposit merupakan perkiraan berapa lama seorang karyawan akan tetap aktif bekerja hingga masa pensiun. Asumsi ini melibatkan penghitungan perkiraan peluang hidup. - Fungsi Tingkat Bunga
Fungsi tingkat bunga merupakan perkiraan perubahan suku bunga yang akan terjadi setiap tahun hingga masa pensiun dan akan memengaruhi pembiayaan. - Fungsi Gaji
Fungsi gaji merupakan perkiraan jumlah gaji yang akan diperoleh setiap tahun berdasarkan standar kenaikan hingga waktu pensiun. - Fungsi Anuitas
Fungsi anuitas merujuk pada biaya iuran yang dibayarkan pegawai secara rutin selama masa bekerja. Angkanya hanya merujuk pada biaya yang dibayarkan satu orang. Dalam fungsi anuitas, perhitungan didasarkan pada beberapa elemen seperti suku bunga, survival, dan mortalitas. - Fungsi Manfaat Pensiun
Fungsi manfaat pensiun merujuk pada nilai yang akan dibayarkan jika seorang pekerja harus berhenti kerja karena kecelakaan/cacat, meninggal dunia, atau keluar sebelum memasuki masa pensiun.
Aktuaris juga menggunakan tiga macam nilai dalam menghitung manfaat pensiun menggunakan metode PUC, yaitu biaya normal (iuran yang dibayarkan peserta program pensiun), kewajiban aktuaria (biaya yang harus dibayarkan penyelenggara program pensiun), dan nilai akhir iuran normal (jumlah total iuran yang dibayarkan peserta program hingga masa pensiun).
Cara Mudah Mendapatkan Hasil Perhitungan Aktuaria
Penghitungan imbalan pasca kerja dengan metode PUC cukup rumit karena melibatkan berbagai faktor dan aspek pembayaran. Pemilik bisnis atau perusahaan bisa menggunakan jasa konsultasi aktuaria untuk hasil yang lebih akurat, cepat, dan profesional.
Dengan jasa konsultasi aktuaria, pengusaha bisa mendapatkan hasil penghitungan imbalan pasca kerja bahkan dalam hitungan hari. Jasa konsultasi masa kini mulai menggunakan teknologi, misalnya program dengan kecerdasan buatan, untuk menghasilkan kalkulasi akurat secepat kilat. Metode PUC pun bisa dieksekusi dengan mudah dan rencana finansial perusahaan bisa lebih baik.
No comment