Risiko longevity adalah faktor penting yang perlu dikelola dalam perencanaan pensiun.Umumnya, manusia sering berharap untuk berumur panjang. Namun, umur panjang juga bisa menimbulkan masalah yang mengganggu kesejahteraan di masa tua, misalnya ketika kehabisan tabungan atau tidak lagi mampu bekerja.
Di sisi lain, perusahaan yang memberikan program pensiun juga bisa terbebani jika umur peserta lebih lama dari yang diperkirakan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan individu untuk mengelola risiko longevity dengan cara yang tepat.
Apa Itu Risiko Longevity?
Risiko longevity adalah kemungkinan risiko pensiunan atau pemegang polis asuransi, hidup lebih lama. Akibatnya, perusahaan dana pensiun atau perusahaan asuransi harus membayar manfaat atau klaim lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Cara Mengelola Risiko Longevity bagi Perusahaan dengan Reasuransi/Longevity Swap
Dalam praktik reasuransi, perusahaan asuransi dapat melindungi diri dari risiko yang mereka tanggung dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi lain (perusahaan reasuransi).
Sedangkan, longevity swap adalah bentuk reasuransi yang dilakukan perusahaan dana pensiun kepada perusahaan reasuransi. Hal ini dilakukan untuk melindungi keuangan perusahaan dari risiko umur panjang pesertanya.
Perusahaan reasuransi akan membayar manfaat kepada perusahaan dana pensiun ketika klaim diajukan. Dengan demikian, perusahaan dana pensiun dapat terus membayarkan kewajiban kepada pesertanya selama mereka masih hidup.
Longevity swap merupakan solusi bagi perusahaan dana pensiun untuk mengelola risiko longevity. Dengan mentransfer risiko kepada perusahaan reasuransi, perusahaan dana pensiun bisa terus membayar pesertanya tanpa masalah.
Cara Mengelola Risiko Longevity bagi Individu
Risiko longevity tidak hanya berpotensi merugikan perusahaan, tetapi juga individu. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengantisipasi risiko ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan individu untuk mengelola risiko longevity.
1. Anuitas Seumur Hidup
Anuitas seumur hidup adalah produk keuangan dari perusahaan asuransi yang menawarkan pembayaran secara berkala selama penerima masih hidup. Pembayaran ini dimulai pada usia yang telah ditentukan dalam kontrak. Anuitas biasanya digunakan untuk merencanakan pensiun.
Anuitas seumur hidup bisa jadi solusi bagi individu yang khawatir kehilangan pendapatan setelah tidak lagi bekerja. Dengan manfaat anuitas yang terus dibayarkan sepanjang hidup, penerima dapat lebih merasa tenang karena manfaat tidak akan terputus meskipun mereka hidup lebih lama.
2. Strategi Investasi
Investasi bisa jadi langkah yang bijak dalam mengelola risiko umur panjang. Dengan berinvestasi, uang yang dialokasikan bisa terus tumbuh seiring waktu berjalan. Selagi masih muda dan berpenghasilan cukup, ada baiknya untuk mengalokasikan sebagian uang dalam investasi.
Namun, harus diingat bahwa investasi bukanlah tanpa risiko. Sebab, selalu ada kemungkinan nilai investasi turun sehingga dapat menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, bijaksanalah dalam mengelola investasi.
Untuk meminimalkan risiko, salah solusinya adalah mendiversifikasi portofolio investasi. Dengan menyebarkan aset ke berbagai instrumen, potensi kerugian di satu instrumen bisa ditambal dengan potensi keuntungan di instrumen lain.
3. Menabung Lebih Banyak
Kita tidak pernah tahu dengan pasti berapa lama kita akan hidup. Sebagian orang mungkin cenderung menggunakan dana mereka selama masih memiliki kesempatan untuk melakukannya. Meskipun itu tidak salah, tetapi tindakan seperti ini bisa melemahkan potensi umur panjang.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk menyisihkan lebih banyak dana sebagai tabungan masa tua. Untuk mengatasi inflasi, Anda dapat menyimpan dana tersebut dalam bentuk emas atau deposito. Bahkan jika Anda tidak dapat menghabiskannya, tabungan tersebut masih dapat diwariskan kepada keluarga.
Itulah beberapa cara untuk mengelola risiko longevity dalam pensiun, baik bagi perusahaan maupun individu. Dengan strategi yang tepat, pensiunan dapat menjalani hari tua mereka dengan hidup yang berkualitas.
No comment