Perhitungan aktuaria amat penting bagi lembaga keuangan, terutama koperasi simpan pinjam. Menjalankan perhitungan aktuaria koperasi, memungkinkan pengambilan langkah-langkah mitigasi atas risiko gagal bayar yang menyebabkan kredit macet.
Mengenal Perhitungan Aktuaria
Aktuaria sendiri merupakan proses analisis mendalam terkait risiko keuangan. Proses ini melibatkan keahlian matematika, statistik, serta teori keuangan. Identik dengan sektor industri keuangan dan asuransi, aktuaria juga relevan untuk koperasi simpan pinjam.
Risiko merupakan konsekuensi berupa kerugian atas proses yang sedang berlangsung dan berpotensi terjadi di masa depan. Meski sifatnya belum pasti, mitigasi risiko amat penting guna mencegah kerugian yang berdampak negatif terhadap operasional usaha keuangan.
Kemungkinan risiko bisa diprediksi menggunakan metode aktuaria. Beberapa hal yang bisa diprediksi, termasuk soal jenis, waktu, dan tingkat risiko, serta sumber daya yang diperlukan untuk mengatasinya.
Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban perusahaan memiliki seorang aktuaris. Hal ini karena sektor keuangan memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengurangi angka kemiskinan.
Metode Perhitungan Aktuaria untuk Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha modal komunal yang didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan kesejahteraan bagi setiap anggotanya. Oleh karena itu, hasil dari usaha koperasi digunakan untuk kepentingan operasional dan kesejahteraan anggota.
Salah satu jenis usaha koperasi adalah simpan pinjam. Tentunya, di sini metode perhitungan aktuaria amat dibutuhkan. Perhitungan aktuaria koperasi simpan pinjam akan membantu operasionalnya dapat terus berjalan meski terjadi kredit macet.
Secara sederhana, perhitungan aktuaria koperasi dapat dilakukan dalam beberapa langkah. Di antaranya:
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko, seperti pendapatan, mortalitas, dan kemungkinan lainnya.
- Melakukan pengumpulan data terkait riwayat pembayaran, jumlah pinjaman, profil peminjam, ketergantungan pinjaman, dan sebagainya.
- Menganalisis data untuk melihat pola terjadinya risiko kredit macet.
- Memilih model aktuaria, dimana yang umum digunakan adalah logistic regression.
- Menjalankan perhitungan aktuaria dengan model yang telah dipilih.
- Menganalisis hasil perhitungan untuk memastikan akurasinya dengan menggunakan teknik statistik.
- Melakukan validasi model dengan menggunakan data yang berbeda untuk semakin memastikan akurasinya.
Langkah-langkah tersebut dijalankan secara bertahap hingga memperoleh akurasi yang sesuai. Selanjutnya, perhitungan aktuaria koperasi baru bisa dimulai. Guna memprediksi kemungkinan terjadi gagal bayar dari setiap pengajuan pinjaman.
Studi Kasus Perhitungan Aktuaria Koperasi
Sebagai contoh, Koperasi Maju Bersama didirikan untuk memberikan layanan permodalan bagi petani di Desa Sidomakmur. Mayoritas anggotanya adalah petani yang penghasilannya bergantung pada hasil panen dan harga komoditas. Koperasi ini memberikan pinjaman senilai Rp10 juta dengan tenor maksimal 12 bulan dan bunga sebesar 5% per tahun.
Salah satu anggota/peminjam bernama Pak Ali, petani jagung berusia 35 tahun dengan pendapatan Rp7 juta per bulan. Ia pernah meminjam Rp10 juta dan beberapa kali terlambat membayar, kini berencana mengajukan lagi dalam jumlah yang sama.
Data tersebut dipakai untuk menghitung nilai risiko. Selanjutnya, masing-masing nilai risiko dikalikan dengan data yang sesuai. Misalnya, nilai risiko usia dikalikan dengan data usia, dan seterusnya. Setiap hasil perkalian dijumlahkan hingga menemukan skor risiko. Pada contoh kasus Pak Ali, skornya adalah -2,9.
Kemudian, risiko gagal bayar bisa dihitung menggunakan rumus P(Default) = 1 – e-skor. Hasil untuk kasus Pak Ali adalah 0,945. Dituangkan dalam bentuk persentase menjadi 94,5 persen. Angka ini merupakan nilai risiko kredit macet untuk Pak Ali. Selanjutnya, koperasi bisa menentukan kebijakan pemberian pinjaman kepada Pak Ali, guna mengurangi risiko kegagalan bayar.
No comment